TEMPO.CO, Jakarta - PT Unilever Indonesia membukukan penjualan bersih sebesar Rp 41,8 triliun atau meningkat 2,4 persen tanpa memperhitungkan penjualan aset bisnis margarin (Spreads) yang didivestasi pada kuartal III/2018 dan membukukan laba bersih Rp 9,1 triliun.
Baca: Unilever Bidik Produk Perawatan Kulit di Indonesia
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso di Tangerang, Banten, Selasa, mengatakan bahwa kinerja tersebut ditopang oleh segmen usaha Home and Personal Care (HPC) hingga 67 persen dan segmen Food and Refreshment (FNR) sebesar 33 persen.
“Hasil ini ditunjang membaiknya kinerja perseroan pada semester II/2018, di mana perseroan mencatat laju pertumbuhan sebesar 5,1 persen,” katanya.
Unilever juga mencatatkan penjualan domestik tumbuh konsisten dan positif, di mana pada kuartal I/2019, perseroan mencatat pertumbuhan penjualan domestik sebesar 4,9 persen dengan kontribusi penjualan sebesar 95 persen dari total penjualan perseroan.
Sancoyo menyampaikan, pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang digelar Selasa pagi, 21 Mei 2019, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) mengesahkan pembagian dividen interim Unilever untuk tahun buku 2018 dari laba perseroan, yang dibagikan pada 5 Desember 2018 sebesar Rp 410 per saham.
“Selain itu, RUPST juga menyetujui pembagian deviden final dari laba bersih perseroan sejumlah Rp775 per saham. Sehingga dividen seluruhnya yang diterima oleh pemegang saham adalah Rp 1.185 per saham atau seluruhnya berjumlah Rp 9,0 triliun,” ujar Sancoyo.
Dividen final Unilever untuk 2018 akan dibagikan kepada pemegang saham yang berhak selambatnya pada 18 Juni 2019.
ANTARA